Senin, 29 Maret 2010

Kaleidoskop Keluarga Muslim 1430 H [1]




Kaleidoskop Keluarga Muslim 1430 H

“Kehidupan Makin Liberal, Masa Depan Makin Suram”


Mengakhiri tahun 1430 H, berdekatan dengan akhir tahun 2009 M, menorehkanluka dan duka yang semakin mendalam dalam benak seluruh kaum muslimin. Cengkeraman kehidupan kapitalis liberal telah membenamkan umat ini dalam lautan masalah. Kehidupan keluarga muslim semakin terkepung gelombang mematikan, baik secara ekonomi, politik, hokum, social, dan seluruh aspek kehidupan. Musuh-musuh dengan ideology kapitalis-liberal berusaha dengan sungguh-sungguh menghancurkan kekuatan umat hingga tak tersisa.


Keluarga yang selayaknya menjadi benteng terakhir pertahanan umat dan Negara, semakin mendapat serangan gelombang kerusakan yang bertubi-tubi. Keluarga yang seharusnya menjadi pabrik yang melahirkan generasi pemimpin masa depan, belumlagi bertaji. Jangankan mengangkat wajah untuk tampil sebagai pemimpin peradaban terbesar yang pernah ada dalam sejarah, perubahan yang diharapkan mampu mengeluarkan umat ini dari derita berkepanjangan pun belum menampakkan hasil.


Hari ini potret kehidupan yang kelam masih membayang. Dunia Islam, temasuk Indonesiamasih menampilkan bayang-bayang kehidupan yang suram. Tulisan ini sekilas merefleksikan kilas balik kehidupan di tahun 1430 H/2009 M. Tentu dengan harapan, bahwa harus ada jalankeluar menuju kebangkitan yang membentang di hadapan.


Potret Kelam Muslimah dan Keluarga Muslim Indonesia


Awal tahun 2009, krisis gobal yang terjadi sejak 2007 belum juga beranjak. Kondisi ini jelas berimbas pada kehidupa keluarga muslim yang semakin sulit dari sisi perekonomian. Keluarga muslim harus menanggung beban berat, imbas dan merajalelanya riba sebagai penyokong utama system keuangan kapitalis global. Pengangguran tinggi menyebabkan terabaikannya kewajiban nafkah oleh suami terhadap istri dan anak-anak. Hal ini pula yang mendorong kaum perempuan terpaksa ikut mencari nafkah, meninggalkan rumah, mengabaikan harkat martabat kemuslimahannya dan peran utama sebagai “pendidik pertama dan utama serta posisi manajer rumah tangga (ummun wa rabbatul bait). Akibatnya muslimah mulai terperangkap dalam dunia liberalisasi yang menghantarkan kekelaman dan kesuraman bagi kehidupan berkeluarga-bermasyarakat dan bernegara.

Sepanjang tahun 2009 atau 1430 H ini, terdapat ragam peristiwa, kejadian, dan propaganda opini yang mengarah pada proses liberalisasi, terutama liberalisasi keluarga. Diantaranya:


  1. liberalisasi Menyusup Pesantren

liberalisasi menyusup dunia pesantren. Ditandai dengan merebaknya pro-kontra film Perempuan Berkalung Sorban besutan sutradara Hanung Bramantyo. Film yang dirilis januari 2009 dan didanai oleh The Ford Foundation ini berlatar belakang kehidupan pesantren yang dikesankan mengungkung hak-hak asasi perempuan. Film ini pun berupaya mendobrak tatanan islam mengenai posisi perempuan dan relasi antara laki-laki dan perempuan yang terus digencarkan oleh kaum liberal. Nilai-nilai kebebasan hendak dicekokkan ke benak kaum perempuan, utamanya muslimah yang biasa hidup taat dengan syariat di pesantren-pesantren. Kurikulum pesantren yang dinai kolot dibidik agar mengadopsi nilai-nilai liberal.


[+/-] Selengkapnya...